SELATPANJANG(RIAUPOS.CO) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kepulauan Meranti merevisi sejumlah operasional terhadap rencana one way 65 titik ruas jalan yang tersebar di Selatpanjang atau pusat kota kabupaten setempat.
"Terhadap rencana one way sedikit terjadi perubahan. Perubahan atau revisi sedikit terhadap jam operasional jaga seluruh petugas di lapangan nantinya,"demikian disampaikan Sekretaris Dishub Kepulauan Meranti Abdul Malik, kepada Riau Pos, Ahad (17/10) siang.
Setelah melalui pertimbangan yang matang, Malik membeberkan, jika semula jam operasional pengawasan akan dilakukan selama 12 jam jaga dari pagi hingga sore. Kini telah diputuskan menjadi empat jam saja.
"Jika sebelumnya dari pukul 06.00 WIB-18.00 WIB, kini telah diubah menjadi pukul 06.00 WIB -10.00 WIB saja. Pertimbangan kami, dan telah diputuskan oleh bupati,"ungkapnya.
Namun terhadap rencana jadwal dan titik badan jalan yang one way tidak ada yang berubah. Ia menegaskan, tetap dilaksanakan pada 19 Oktober 2021. Begitu juga jumlah ruas yang akan diberlakukan pada 65 titik ruas jalan di Kecamatan Tebingtinggi.
Secara rinci jalan yang akan diberlakukan one way terdiri dari Jalan Imam Bonjol satu arah dari Alah Air menuju ke Jalan Ahmad Yani. Kemudian Jalan Ahmad Yani mengarah ke Jalan Tebingtingi, lalu belok ke Jalan Diponegoro menuju ke Jalan Banglas.
Kemudian Jalan Merdeka, dan Jalan Kartini satu arah dari simpang Jalan Diponegoro menuju Jalan Imam Bonjol. Jalan Merbau satu arah dari Simpang Jalan Imam Bojol ke arah Jalan Diponegoro. Selanjutnya Jalan Inpres dan Jalan Handayani juga ditetapkan one way dari arah Banglas ke Jalan Rintis.
"Total ruas jalan yang kita tetapkan one way 65 titik. Kita akan mulai melakukan one way pada 19 Oktober nanti. Terhadap pengurangan jam operasional one way untuk memberikan sedikit kelonggaran kepada masyarakat, mengingat kebijakan tersebut masih dalam sosialisasi,"ujarnya.
Ia tidak menyangkal jika rencana tersebut masih menjadi hal baru sehingga memicu tanggapan pro dan kontra di tengah masyarakat. Karena menurutnya, cerita soal merubah kebiasaan masyarakat, tanggapan seperti itu menjadi persoalan biasa.
Namun menurutnya, one way ini diberlakukan demi kebaikan bersama, tanpa terkecuali wakil rakyat, agar lebih tertib, aman, dan lancar dalam berlalu lintas. Apalagi melihat kondisi jalan-jalan di wilayah Kota Selatpanjang kecil dan sempit sehingga tak mungkin dilakukan pelebaran.
"Secara geografis dan kondisi jalan di Kota Selatpanjang mirip dengan Tanjung Balai Karimun, Kepri. Coba kita lihat di sana. Seiring dengan bertambahnya pertumbuhan kendaraan, pemberlakuan one way terlihat efektif dan menjadi solusi terbaik,"ujarnya.
Ia juga mengaku jika saat ini jumlah kendaraan di Selatpanjang belum terlalu banyak, namun mereka yakin saban hari bulan hingga tahun pertumbuhan itu terus terjadi.
Apalagi setelah meningkatnya intensitas operasional Roro dari Sungai Pakning tujuan Insit walaupun saat ini masih berjalan satu kali dalam sepekan. Namun ia memastikan ke depan akan terjadi penambahan. Bahkan dari Batam, Tanjung Balai, tujuan Insit Kepulauan Meranti.
"Sekarang memang sedikit. Tapi ke depan akan terjadi penambahan. Seperti Roro Barembang akan terjadi penambahan volume keberangkatan tiga kali dalam sepakan.
Trayek Roro Tirus tujuan Batam, Tanjung Balai Kepri, tujuan Insit juga akan beroperasi. Ini juga sudah diusulkan dengan target operasional pada 2022.(eca)